22 November 2007

Tari Cendrawasih, (berdiri dari kiri ke kanan) Oka, Ayu, Peggy dan Ninis (duduk dari kiri ke kanan) Klarisa dan Raras
Seniman Bali menjadikan alam-lingkungan sebagai sebuah bentuk koreografi. Penciptaan tari mengenai subjek alam adalah sebuah gugahan untuk menghargai alam, karena alam adalah inspirasi. Tari Cendrawasih diciptakan oleh Swasti Widjaja Bandem. Tarian ini menggambarkan kehidupan burung Cendrawasih di alam. Ditarikan secara berpasangan, yang mengambarkan adegan bercengkerama, bermain, mencari makan dan bercinta. Burung Cendrawasih adalah salah satu jenis unggas yang memiliki bulu-bulu yang indah. Sehingga selain gerakan-gerakan yang mempesona, kostum tari Cendrawasih pun terlihat indah.
( Tari Tenun, (kiri ke kanan) Peggy, Raras, Ninis dan Cendani)
Tanah Bali terkenal dengan kain tenunnya yang memiliki pola dan warna yang khas. Kain tenun dikenakan untuk bersembahyang ke pura atau pada kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan upacara. Orang Bali memang terkenal dengan kehidupannya yang religius. Indahnya kain tenun Bali memberikan inspirasi seniman Bali untuk menciptakan tari Tenun. Tari ini menggambarkan sekelompok gadis yang sedang menenun seraya bercanda dengan riang gembira.